Minggu, 19 Juni 2011

Prasangka (Prejudice). Diskriminasi dan Integritas Masyarakat

Prasangka (Prejudice) = sikap. Sikap adalah kecenderungan untuk merespons baik secara positif ataupun negatif terhadap orang, objek, atau situasi.
Adanya prasangka negatif karena subjek sikap belum tahu objek sikap dan objek sikap berperilaku negatif. Adanya prasangka positif karena subjek sikap mengetahui objek sikap dan objek sikap berperilaku positif. Agar objek sikap dipandang positif hendaknya berperilaku baik (sesuai norma yang berlaku di masyarakat).

Komponen sikap:
- Kognitif artinya memiliki pengetahuan mengenai objek sikapnya, terlepas pengetahuan itu benar atau salah.
- Afektif artinya dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi emosional (setuju tidak setuju) mengenai objek sikapnya.
- Konatif artinya kecenderungan bertingkah laku bila bertemu dengan objek sikapnya mulai dari bentuk yang positif sampai tindakan agresif.

Sebab-sebab terjadinya prasangka:
1. Pendekatan historis
2. Pendekatan sosio kultural dan situasional
3. Stigma perkantoran
4. Pendekatan kepribadian
5. Pendekatan fenomenologis

Prasangka dan Integrasi Masyarakat
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi. dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi, dan berkurangnya prasangka-prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi masyarakat pada masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka.

ISBD Materi Konsep Keadilan

Keadilan yaitu keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban.

Agar menjadi homohumanus (manusia yang berbudaya, manusiawi dan lembut) perlu memahami dan menghayati konsep keadilan:
Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara kewajiban dan hak. Keadilan terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Sebab tindakan yang hanya menuntut hak lupa kewajiban merupakan pemerasan. Tapi, tindakan yang hanya menjalankan kewajiban tanpa menuntut hak juga berakibat mudah diperbudak atau diperas orang. Jadi, keadilan 1) Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga negara, 2) Kesadaran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga negara, 3) hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata.

Macam-macam keadilan: 1) Keadilan individual adalah keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak buruk masing-masing individu, 2) Keadilan sosial adalah keadilan yang pelaksanaannya bergantung pada struktur-struktur itu terdapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan ideologi.

Akibat ketidakadilan:
1) kehancuran bagi: dirinya, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa
2) terciptanya kezaliman yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang lain dan sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan kepuasan nafsu.

Cara agar tercipta keadilan atau bersifat adil:
1. adanya tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah
2. berlaku adil pada siapapun hidup akan sukses
3. cari ilmu supaya mengetahui: 1) hak dan kewajiban serta aturan-aturan hidup harus benar, 2) tahu hak Alloh, diri, orang tua, umat dan keluarga, 3) orang yang kurang ilmu dan ilmu agama cenderung zalim, 4) tidak tahu batasan antara yang benar (hak) dan salah (batil) mengikuti hawa nafsu.
4. berusaha menyelesaikan masalah dengan data dan informasi yang benar dan akurat (ilmiah)
5. menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan, dan kemuliaan.

Adil terhadap diri sendiri:
1. perlakuan diri kita adil (kebutuhan jasmani dan rohani), bersih dari penyakit hati: sombong, bangga diri, ingin dipuji, dengki, iri.
2. ibadah yang tulus dan istiqomah
jaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat maka hidup akan tentram.

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita yang berasal dari bahasa sansakerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat dirasakan oleh lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan.

Penderitaan yang dirasakan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Suatu penderitaan dapat pula merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaaan. Contohnya Tsunami yang terjadi di Aceh beberapa tahun yang lalu merupakan penderitaan bagi warga Aceh yang kehilangan harta benda dan sanak saudara, tetapi bagi para pemulung hal tersebut merupakan suatu keuntungan karena mereka bisa mendapatkan uang dari barang-barang bekas yang berserakan.

Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Penderitaan yang dialami oleh manusia: 1) Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia. Penderitaan semacam ini menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia sendiri, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun hubungan manusia dengan alam sekitarnya. 2) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan. Untuk mengatasi penderitaan semacam ini diperlukan kesabaran, tawakal, dan optimisme. Contohnya adalah penderitaan yang menimpa Nabi Ayub. Beliau menderita  penyakit kulit selama bertahun-tahun tetapi dengan sabar ia menerima cobaan dari Tuhan tersebut.

 Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif maupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”. Dari sikap negtaif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

Manusia dan Peradaban (civilization)

Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual. Kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu artinya mengalami sebuah proses perkembangan kemajuan kepada arah yang lebih baik.


Setiap masyarakat atau bangsa selalu berkedudayaan, tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh: kemajuan teknologi yang dapat dilihat dari infrastruktur bangunan, sarana yang dibuat, lembaga yang dibentuk dll., ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan.

Peradaban=adab (akhlak). Manusia yang berperadaban adalah manusia yang berakhlak dan manusia yang berakhlak adalah manusia yang berperilaku sesuai dengan norma (sopan,berakhlak,beretika, dan berestetika). Bangsa yang beradab adalah bangsa yang tidik. Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat serta adpotensi kemanusiaan yang tinggi. Lawan dari beradab adalah biadab/kebiadaban. Hal tersebut terjadi karena tidak bisa menyeimbangkan dan mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang dimilikinya.

Peradaban lahir sebagai respon (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukan dan mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidupnya. Penerapan teknologi bertujuan untuk memudahkan kerja manusia agar meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

Manusia dan Pandangan Hidup

Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbanagn itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Berdasarkan asalnya, pandangan hidup dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam: 1) pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya, 2) pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut, 3) pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Sumber pandangan hidup:
1.      -Agama (Islam memiliki nilai kebenaran mutlak)
2.      -Nilai-nilai suatu bangsa
3.      -Pancasila
4.      -Hasil renungan seseorang hingga menjadi ajaran etika untuk hidup

Ideologi adalah pandangan hidup yang diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur: cita-cita, kebajikan, usaha, dan keyakinan/kepercayaan.

Manusia dan Lingkungan

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan-aturan Tuhan. Lingkungan merupakan suatu media dimanan makhluk hidup tinggal, mencari penghidupan dan memiliki karakter serta fungsi yang khas. Relasi manusia dan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik dan simbiotik mutualisme karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.

Di dalam konsepsi islam, maka terdapat dua fungsi manusia di dalam kehidupannya. Pertama adalah sebagai abdun atau hamba Allah untuk melakukan pengabdian kepadaNya, dan kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi (memiliki fungsi amanah, tanggung jawab, wewenang, kebebasan menentukan pilihan dan kreativitas akal).

Sains dan Teknologi

Sains adalah ilmu pengetahuan yang teratur (sisitematis) yang dapat diuji kebenarannya sesuai dengan realita. Teknologi merupakan keterampilan manusia menggunakan sumber daya alam untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Sains dan teknologi dapat berkembang melalui penemuan (dicovery), penciptaan (invention), melalui berbagai  bentuk inovasi/pembaharuan dan rekayasa. Kegunaan IPTEKS bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma, dan hukum yang mendasarinya. IPTEKS tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa IPTEKS mencerminkan keterbelakangan. 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak cepat, sehingga perlu ditanggapi dan dipersiapkan dalam menghadapinya sesuai kebutuhan bangunan. Teknologi dapat membawa bencana, sebaliknya juga telah terbukti bahwa bagi mereka yang dapat memanfaatkannya, teknologi tersebut dapat menolong mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi manusia dapat menciptakan perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan sehingga dalam kegiatan kehidupannya tesedia berbagai kemudahan.
Beberapa dampak negatif atas penyalahgunaan IPTEKS yang telah muncul antara lain dalam bidang:
1.    Informatika
     Kemajuan teknologi komputer dan informasi faktanya juga membuat dunia kejahatan makin canggih. Praktek-praktek pencurian melalui jaringan komputer dan internet, misalnya pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via internet, bahkan pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara, juga makin sering terjadi. Kemajuan teknologi komputer dan informasi ini juga memungkinkan seseorang bisa dirusak kehidupan pribadinya dengan cara penyebarluasan informasi yang tidak benar dan gambar yang direkayasa menggunakan komputer dan disebarkan melalui internet. Internet juga mempunyai dampak negatif bagi banyak anak muda yang dengan mudah mengakses situs pornografi dan informasi yang provokatif dan menghasut dari kelompok-kelompok tertentu.
2.    Persenjataan
     Akibat yang ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa menimbulkan kerugian dan kerusakan yang lebih besar atau korban yang jauh lebih banyak jumlahnya ketimbang senjata konvensional, juga karena dengan itu korban yang dibunuh dapat lebih banyak draipada perang tradisional. 
3. Biologi
     Adanya cloning, para ahli dapat menciptakan makhluk baru tanpa melalui pembiakan sebagaimana lazimnya. Dampak terburuk yang bisa terjadi bila praktek cloning manusia itu dibiarkan adalah kemungkinan hilangnya kesadaran bahwa mereka adalah makhluk ciptaan Tuhan.
4.    Medis
     Beberapa rumah sakit telah mempunyai peralatan medis yang mutahir. Dengan peralatan itu, rumah sakit dengan secara mudah menganjurkan pasien bahkan yang secara ekonomi tidak mampu untuk menjalani diagnosa dengan alat itu meski sebenarnya tidak perlu. Akibatnya mereka harus membayar mahal.
5.  Lingkungan hidup
            Kerusakan lingkungan hidup akibat pembangunan industri masih terus terjadi. Sistem pengelolaan limbah industri yang tidak ditata secara tepat dan baik, menyebabkan lingkungan bukan hanya kotor, tapi juga tercemar. Asap dari industri dan juga transportasi juga menyebabkan polusi udara yang mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan ozon dan terjadinya pemanasan global.